Jakarta - PT GMF AeroAsia menjelaskan insiden kebakaran pesawat Global Air -- bukan Globe Air -- yang terjadi Kamis (18/6) kemarin. Pesawat itu terbakar bukan saat test engine.
Dalam siaran pers PT GMF AeroAsia pada detikcom, Jumat (19/6/2009), dijelaskan pesawat Global Air yang terbakar jenis B747-SP milik Lukebuttler. Pesawat buatan tahun 1976 dengan registrasi D6-OZX itu sudah 5 tahun diparkir di area PT GMF AeroAsia. Operator pesawat ini tidak mengajukan program perawatan karena berhenti beroperasi (bangkrut).
"Jadi pesawat ini bukan milik Garuda Indonesia dan bukan pesawat yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia,” kata Dwi Prasmono Adji, VP Corporate Secretary PT GMF AeroAsia.
Karena sudah 5 tahun tidak memiliki program perawatan, pesawat ini diparkir di area scrap (mutilasi) di sebelah timur hangar 3 GMF. Karena sudah tidak ekonomis, pesawat ini dimutilasi (dipotong). "Lokasi parkir dan proses pemotongan pesawat ini berjarak 400 meter dari hangar GMF," kata Dwi Prasmono Adji.
Pekerjaan mutilasi dilakukan oleh pihak ketiga yakni PT Sangma Media dari Korea Selatan. Perusahaan ini mempekerjakan 13 orang pekerja harian yang dipimpin Haji Nawir di bawah koordinasi Mr. Chong dari PT Sangma. Pekerja mulai bekerja pukul 09.00-12.00 dan istirahat pukul 12.00-12.50 WIB.
"Seluruh pekerjaan mutilasi dilakukan oleh karyawan PT Sangma," katanya.
Pada pekerjaan sesi kedua, pekerja mulai mengerjakan pemotongan sayap kanan bagian luar sekitar pukul 13.00 WIB. Saat melakukan pemotongan sayap muncul percikan api. Petugas berusaha memadamkan api dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), tapi gagal dan api terus membesar.
Pada pukul 13.05 kendaraan pemadam kebakaran (fire truck) GMF AeroAsia dan PK-P2 Angkasa Pura II tiba di lokasi kejadian dan pada pukul 13.18 WIB api berhasil dipadamkan. "Kobaran api bisa dipadamkan seketika. Jadi kebakaran ini hanya berlangsung beberapa menit saja," kata Dwi Prasmono Adji.
Menurut Dwi Prasmono Adji, insiden kebakaran ini bukan terjadi saat test engine karena ada ceceran bahan bakar. "Test engine tidak mungkin dilakukan di area yang ada ceceran bahan bakar," katanya. Selain itu seluruh area perawatan pesawat pasti bersih dan steril dari ceceran bahan bakar karena membahayakan.
Dalam insiden ini seorang pekerja PT Sangma bernama Suwadi mengalami luka ringan di bagian wajah dan kaki. Yang bersangkutan segera dilarikan ke Pusat Kesehatan Garuda GSO yang berada di kawasan Bandara Soekarno-Hatta.
Sumber: detik.com
Dalam siaran pers PT GMF AeroAsia pada detikcom, Jumat (19/6/2009), dijelaskan pesawat Global Air yang terbakar jenis B747-SP milik Lukebuttler. Pesawat buatan tahun 1976 dengan registrasi D6-OZX itu sudah 5 tahun diparkir di area PT GMF AeroAsia. Operator pesawat ini tidak mengajukan program perawatan karena berhenti beroperasi (bangkrut).
"Jadi pesawat ini bukan milik Garuda Indonesia dan bukan pesawat yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia,” kata Dwi Prasmono Adji, VP Corporate Secretary PT GMF AeroAsia.
Karena sudah 5 tahun tidak memiliki program perawatan, pesawat ini diparkir di area scrap (mutilasi) di sebelah timur hangar 3 GMF. Karena sudah tidak ekonomis, pesawat ini dimutilasi (dipotong). "Lokasi parkir dan proses pemotongan pesawat ini berjarak 400 meter dari hangar GMF," kata Dwi Prasmono Adji.
Pekerjaan mutilasi dilakukan oleh pihak ketiga yakni PT Sangma Media dari Korea Selatan. Perusahaan ini mempekerjakan 13 orang pekerja harian yang dipimpin Haji Nawir di bawah koordinasi Mr. Chong dari PT Sangma. Pekerja mulai bekerja pukul 09.00-12.00 dan istirahat pukul 12.00-12.50 WIB.
"Seluruh pekerjaan mutilasi dilakukan oleh karyawan PT Sangma," katanya.
Pada pekerjaan sesi kedua, pekerja mulai mengerjakan pemotongan sayap kanan bagian luar sekitar pukul 13.00 WIB. Saat melakukan pemotongan sayap muncul percikan api. Petugas berusaha memadamkan api dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), tapi gagal dan api terus membesar.
Pada pukul 13.05 kendaraan pemadam kebakaran (fire truck) GMF AeroAsia dan PK-P2 Angkasa Pura II tiba di lokasi kejadian dan pada pukul 13.18 WIB api berhasil dipadamkan. "Kobaran api bisa dipadamkan seketika. Jadi kebakaran ini hanya berlangsung beberapa menit saja," kata Dwi Prasmono Adji.
Menurut Dwi Prasmono Adji, insiden kebakaran ini bukan terjadi saat test engine karena ada ceceran bahan bakar. "Test engine tidak mungkin dilakukan di area yang ada ceceran bahan bakar," katanya. Selain itu seluruh area perawatan pesawat pasti bersih dan steril dari ceceran bahan bakar karena membahayakan.
Dalam insiden ini seorang pekerja PT Sangma bernama Suwadi mengalami luka ringan di bagian wajah dan kaki. Yang bersangkutan segera dilarikan ke Pusat Kesehatan Garuda GSO yang berada di kawasan Bandara Soekarno-Hatta.
Sumber: detik.com
Hi, it's a very great blog.
BalasHapusI could tell how much efforts you've taken on it.
Keep doing!